Antara kaca dan permata terpantul silau yang sama saat sinar mentari menyentuhnya
Berbeda memang, fisik yang nampak oleh indera...
Tapi, tetap saja...
Di bening mataku semuanya terlihat sama
Aku hanya dapat tertunduk
Berharap semuanya terkatup tanpa harus ada gejolak hati yang meletup sayup
Selalu logikaku bertanya “apa langkah yang ku ambil ini benar?
Atau ini hanya bagian kisah kusamku yang masih berkelanjutan?”
Aku tidak ingin berprasangka...Lalu hatiku pun ikut bicara
“ perasaan yang ku simpan masih sama terhadapnya, dan gelombang kerapuhan masih menjilati pantai cinta yang laidai ini...masihkah aku layak percaya???berharap??? dan merangkak mendekatinya??”
Ku coba mengerti, memahami dan menjalani takdir yang tertulis di tanganku
Terlalu rumit dan sakit...
Mungkin rasa khaufnya terhadapku membentengi jiwanya bersua sama
Ataukah adat dan syari’at yang berontak tanpa jeda??
Hingga enggan syahdu merayu hati yang kuyu
Sekarang ada cahaya baru yang ingin menyelamatkanku dari langit yang kelam kelabu
Sungguh aku bahagia...
Ku sambut dengan senyuman mesra
Dan lihatlah....apa yang dilakukan jiwaku??
Ragu???!!!
Jujur....
Kerapuhan masih menghantuiku
Ya, aku masih rapuh...
Dan tidak semudah itu sembuh
Perlu banyak waktu untuk menata ulang perasaan yang telah menjadi abu
Hanya kuasa Ilahi yang ku dambakan untuk menjadi obat atas segala perkara yang menimpa
Tolonglah...
Tolong mengerti aku...
Posisiku...
Dan rasaku...
Ini tidak semudah angin menggoyangkan dedaunan
Perlu waktu untuk membimbing langkahku yang tertatih letih
Sehingga suatu saat ku mampu bertumpu tanpa belenggu
Mencinta dengan tulus kepada insan yang kusayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar