Kamis, 08 Desember 2011

Belajar Membuat KTI Yuk...^_^

Hakikat Karya Ilmiah, Ciri-Ciri, Jenis Karya Ilmiah, Sikap Ilmiah dan Kesalahan dalam Penulisan Ilmiah

Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.


1. Hakikat Karya Ilmiah

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium , artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.


2. Ciri – ciri Karya Ilmiah

Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. , sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

3. Jenis – jenis Karya Ilmiah

Adapun jenis – jenis karya ilmiah, yaitu :

a. Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

b. Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.

c. Disertasi
Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.

Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan: (1) Tujuan; (2) Pendekatan; (3) Tempat; (4) Pemakaian atau hasil / alasan yang diperoleh; (5) Bidang ilmu yang diteliti; (6) Taraf Penelitian; (7) Teknik yang digunakan; (8) Keilmiahan; (9) Spesialisasi bidang (ilmu) garapan. Berikut ini masing-masing pembagiannya.

Berdasarkan hasil/alasan yang diperoleh:

    Basic Research (Penelitian Dasar), Mempunyai alasan intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan;
    Applied Reseach (Penelitian Terapan), Mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien.


Berdasarkan Bidang yang diteliti:

    Penelitian Sosial, secara khusus meneliti bidang sosial: ekonomi, pendidikan, hukum, dsb.
    Penelitian Eksakta, secara khusus meneliti bidang eksakta: Kimia, Fisika, Teknik, dsb.


Berdasarkan Tempat Penelitian :

    Field Research (Penelitian Lapangan), langsung di lapangan;
    Library Research (Penelitian Kepustakaan), dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan) dari penelitian sebelumnya;
    Laboratory Research (Penelitian Laboratorium), dilaksanakan pada tempat tertentu / lab, biasanya bersifat eksperimen atau percobaan;



Berdasarkan Teknik yang digunakan :

    Survey Research (Penelitian Survei), tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.
    Experimen Research (Penelitian Percobaan), dilakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.



Berdasarkan Keilmiahan :

1.      Penelitian Ilmiah

Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:

    Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti:
    Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;

Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:

    Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
    Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
    Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
    Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
    Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
    Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
    Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
    Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.



2.      Penelitian non ilmiah (Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah)

    Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional), Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
    Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan/menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.



Penelitian secara umum :

o       Penelitian Survei:

    Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;
    Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb.
    Melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa;
    Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel;
    Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan;
    Penelitian ini dapat berupa :

    Penelitian Exploratif (Penjajagan). Terbuka, mencari-cari, pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti masih terbatas. Pertanyaan dalam studi penjajagan ini misalnya : Apakah yang paling mencemaskan anda dalam hal infrastruktur di daerah Kalbar dalam lima tahun terakhir ini? Menurut anda, bagaimana cara perawatan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik.
    Penelitian Deskriptif. Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti mengembangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak menguji hipotesis.
    Penelitian Evaluasi. Mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan sebelumnya. Evaluasi di sini mencakup formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian tujuan).
    Penelitian Eksplanasi (Penjelasan). Menggunakan data yang sama, menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis.
    Penelitian Prediksi. Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
    Penelitian Pengembangan Sosial. Dikembangkan berdasarkan survei yang dilakukan secara berkala: Misal: Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalbar, 1998-2003;



o       Grounded Research

Mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan; bertujuan mengadakan  generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan teori, mengembangkan teori; pengumpulan dan analisis data dalam waktu yang bersamaan. Dalam riset ini data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data. Ciri-cirinya : Data merupakan sumber teori dan sumber hipotesis, Teori menerangkan data setelah data diurai.



TUJUAN PENELITIAN :

Secara umum ada empat tujuan utama :

    Tujuan Exploratif (Penemuan) : menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu
    Tujuan Verifikatif (Pengujian): menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada
    Tujuan Developmental (Pengembangan) : mengembangkan sesuatu dalam bidang yang telah ada
    Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi)



PERANAN PENELITIAN

    Pemecahan Masalah, meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan kait-mengkait;
    Memberikan jawaban atas pertanyaan dalam bidang yang diajukan, meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut;
    Mendapatkan pengetahuan / ilmu baru :



PERSYARATAN PENELITIAN :

    Mengikuti konsep ilmiah
    Sistematis/Pola tertentu
    Terencana



Penelitian dikatakan baik bila :

    Purposiveness, Tujuan yang jelas;
    Exactitude, Dilakukan dengan hati-hati, cermat, teliti;
    Testability, Dapat diuji atau dikaji;
    Replicability, Dapat diulang oleh peneliti lain;
    Precision and Confidence, Memiliki ketepatan dan keyakinan jika dihubungkan dengan populasi atau sampel;
    Objectivity, Bersifat objektif;
    Generalization, Berlaku umum;
    Parismony, Hemat, tidak berlebihan;
    Consistency, data/ungkapan yang digunakan harus selalu sama bagi kata/ungkapan yang memiliki arti sama;
    Coherency, Terdapat hubungan yang saling menjalin antara satu bagian dengan bagian lainnya.



PROSEDUR / LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN :

Garis besar :

    Pembuatan rancangan;
    Pelaksanaan penelitian;
    Pembuatan laporan penelitian

Bagan arus kegiatan penelitian

    Memilih Masalah; memerlukan kepekaan
    Studi Pendahuluan; studi eksploratoris, mencari informasi;
    Merumuskan Masalah;  jelas, dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa
    Merumuskan anggapan dasar; sebagai tempat berpijak, (hipotesis);
    Memilih pendekatan; metode atau cara penelitian, jenis / tipe penelitian : sangat menentukan variabel apa, objeknya
apa, subjeknya apa, sumber datanya di mana;
    Menentukan variabel dan Sumber data; Apa yang akan diteliti? Data diperoleh dari mana?
    Menentukan dan menyusun instrumen; apa jenis data, dari mana diperoleh? Observasi, interview, kuesioner?
    Mengumpulkan data; dari mana, dengan cara apa?
    Analisis data; memerlukan ketekunan dan pengertian terhadap data. Apa jenis data akan menentukan teknis analisisnya
    Menarik kesimpulan; memerlukan kejujuran, apakah hipotesis terbukti?
    Menyusun laporan; memerlukan penguasaan bahasa yang baik dan benar.

4. Sikap Ilmiah

Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
b. Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
c. Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
d.Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
e. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
f. Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
g. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

5. Kesalahan dalam penulisan Karya Ilmiah
Rata-rata kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan dikarenakan ‘tidak konsisten’ dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri.

Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut :
• salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
• salah dalam menyusun struktur pelaporan,
• salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat),
• salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
• penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar,
• tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri),
• tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).

5. Pengertian Karya Ilmiah

Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis
karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium ,
artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari
kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam
karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi
(tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian
berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang
ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah
mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis
pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan
praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal ketika mahasiswa
melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan “verifikasi” terhadap
proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum
didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

6.Sitematika Karya Ilmiah

Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan sistematika
yang diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak
sesuai akan sulit untuk dimuat. Sedangkan suatu karya ilmiah tidak ada artinya
sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang
sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta
penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut: (1) Apa yang menjadi
masalah?; (2) Kerangka acuan teoretik apa yang dipakai untuk memecahkan
masalah?; (3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah
itu?; (4) Apa yang ditemukan?; serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari
temuan itu?
Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya biasanya
dikemas dalam bagian Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan teoretik
yang digunakan dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan bagian
dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori , atau Telaah
Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang
dilakukan dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau
Hf/bhs.Ind/kim/2004

Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban terhadap pertanyaan
apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam bagian Temuan atau Hasil
Penelitian. Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian
umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau Pembahasan.
Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati.
Sistematika karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masarakat keilmuan
dalam bidang terkait, jenis karya ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi).
Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi,
seperti misalnya skripsi, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa paparan
lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan
Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada bagian
awal.
Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman informasi yang
ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang
ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap
secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai
dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut.
Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf),
menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian, metode yang
digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.

7. Laporan Praktikum

Dalam tradisi pendidikan tinggi dalam bidang sains, kegiatan praktikum
menjadi bagian penting dari program pendidikan. Hal ini disebabkan oleh
pentingnya peranan kegiatan praktikum dalam mengembangkan kompetensi ahli
sains. Praktikum menjadi wahana untuk: (1) Pemantapan pengetahuan teoretis
yang telah dipelajari; (2) Pengembangan keterampilan menggunakan peralatanperalatan
standar laboratorium sains; (3) Pembinaan sikap ilmiah dalam bekerja
di laboratorium sains; dan (4) Pengembangan kemampuan menulis laporan
kegiatan laboratorium. Kombinasi antara pemahaman yang kuat aspek-aspek
teoretis, kemampuan merancang eksperimen/penyelidikan untuk memecahkan
masalah dengan mengaplikasikan pengetahuan teoretik tadi, keterampilan bekerja
di laboratorium, serta kemampuan menulis laporan sehingga layak dipublikasi,
merupakan unsur-unsur penting dari kompetensi seorang ilmuwan.
Seperti halnya karya ilmiah lainnya, laporan praktikum mesti memenuhi
kriteria: (1) Nalar (logic); (2) Kejelasan (clarity); dan (3) Presisi (precision).
Dalam kaitan ini kecermatan berbahasa dalam menulis laporan sangat penting
peranannya, karena faktor ini dapat membuat suatu laporan memenuhi tiga kriteria
tadi. Perlu diingat bahwa sebuah laporan praktikum adalah wahana penyampaian
pesan dari mahasiswa sebagai komunikator kepada pembaca laporan itu (dosen
dan mahasiswa lain) tentang: (1) Masalah apa yang diselidiki; (2) Pengetahuan
teoretis apa yang dijadikan landasan bagi penetapan prosedur/metode
penyelidikan: (3) Apa yang dilakukan untuk pengumpulan data dan informasi; (4)
Data apa yang terkumpul dan temuan apa yang dihasilkan dari analisis data; (5)
Pembahasan (diksusi) tentang hasil yang diperoleh, khususnya mengenai
implikasi temuan ; (6) Kesimpulan apa yang dapat ditarik.
Hf/bhs.Ind/kim/2004

Sesuai dengan fungsi laporan praktikum yang dikemukakan di atas, laporan
praktikum umumnya terdiri atas komponen-komponen: (1) Tujuan, yang
memaparkan permasalahan apa yang akan diselidiki; (2) Teori, yang memaparkan
konsep dan prinsip yang melandasi penyelidikan yang dilakukan; (3) Alat dan
bahan, yang merupakan paparan tentang jenis alat dan bahan yang dipakai, baik
nama maupun ukuran. Apabila alat ukur elektronik tertentu dipergunakan,
hendaknya disertakan merk dan nomor serinya. Bahan kimia perlu dilaporkan
dengan konsentrasinya (bila larutan) dan kemurniannya (bila zat murni); (3)
Prosedur percobaan, yang memaparkan tahap-demi tahap yang dilakukan; (4)
Hasil Percobaan , yang mengungkapkan data yang telah ditabulasi, hasil analisis
data, baik secara statistik maupun tidak, serta temuan-temuan penting percobaan
sebagai hasil analisis data; (5) Pembahasan, yang mengungkapkan rasionalisasi
(penjelasan yang masuk akal) terhadap berbagai temuan yang menarik, misalnya
perbedaan antara prediksi teoretis dengan realita yang diamati; (6) Kesimpulan ,
sebagai pernyataan singkat yang mengungkapkan hasil penyelidikan secara
menyeluruh.

8.Menuliskan Daftar Pustaka

Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya
ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain
penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul
karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar
pustaka perlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu
berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi,
dokumen Web, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk
menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara
penulisan daftar pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat
keilmuan dalam masing-masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang
disarankan da lam “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian
besar dari tata cara yang ditetapkan “American Psychological Association
(APA)”. Tata cara ini berbeda dengan yang ditetapkan oleh American Chemical
Sosiety, yang keduanya juga berbeda dari tata cara yang ditetapkan oleh Chemical
Society of Japan (CJS). Namun, untuk penulisan karya ilmiah dalam konteks
pendidikan di UPI, mahasiswa diwajibkan mengikuti pedoman yang ditetapkan
UPI.
Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya konsisten. Namun
demikian apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita
harus menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang ditetapkan
oleh redaksi jurnal tersebut.

9. PENULISAN KARYA ILMIAH: ARTIKEL ILMIAH


A. Situasi Menulis Karya Ilmiah

Dalam menulis ilmiah, penulis berada dalam situasi formal ilmiah. Tujuan penulisan ilmiah ini adalah menyampaikan hasil pemikiran logis dan pengkajian empiris dengan prinsip logiko-hipotetiko-verifikatif. Isi/subjek/topik yang disampaikan berupa (a) kebenaran ilmiah, (b) pengetahuan, (c) pemahaman, (d) penjelasan, (e) peramalan, dan (f) penerapan. Lingkungan tempat menulis ilmiah adalah lingkungan masyarakat akademik.
Pembaca tulisan ilmiah adalah ilmuwan.


B. Tahapan Penulisan Ilmiah

1. Tahap Pemilihan Topik atau Pokok Bahasan
2. Tahap Pengumpulan Informasi dan Bahan
3. Tahap Evaluasi Informasi dan Bahan
4. Tahap Pengelolaan Pokok-pokok Pikiran
5. Tahap Penulisan
6. Tahap Penyuntingan


C. Keterampilan yang diperlukan dalam menulis ilmiah

1. Keterampilan bahasa (ejaan, pilihan dan bentikan kata, kalimat, paragraf)
2. Keterampilan penyajian (sistematika penyajian judul, subjudul, sub-subjudul)
3. Keterampilan perwajahan (format, ukuran kertas, jenis kertas, tipe huruf, penjilidan, bibliografi, apendiks, lampiran)


D. Hal penting dalam penulisan ilmiah:

1. Gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah harus jelas dan tepat dalam penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.
2. Teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan
3. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar.
4. Karena bersifat reproduktif, penerima pesan harus mendapat kopi yang sama dengan si pemberi pesan.
5. Karena bersifat impersonal, tulisan ilmiah tidak boleh menggunakan pernyataan yang menggunakan kata ganti penulisnya.
6. Dalam tulisan ilmiah, sering digunakan kalimat pasif.
7. Pembahasan secara ilmiah mengharuskan kita berpaling kepada pengetahuan-pengetahuan ilmiah sebagai premis argumentasi (sumber kutipan).
8. Teknik notasi ilmiah dapat menggunakan catatan kaki, tapi lebih disarankan menggunakan teknik kutipan dan umber rujukan.


E. Kecenderungan sikap ilmiah

1. Keinginan mengetahui dan memahami
2. Kecondongan bertanya semua hal
3. Kecondongan mencari data dan makna
4. Kecondongan menuntut pengujian empiris
5. Penerapan logika
6. Kecermatan dalam memeriksa pakal pikir


F. Ciri Tulisan Ilmiah

1. Empiris: informasi yang disampaikan bersifat faktual yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, kajian pustaka, penelitian.
2. Sistematis: adanya keteraturan, keterkaitan, dan ketergantungan antarbagian
3. Objektif: bebas dari prasangkan perorangan/pribadi
4. Analitis: berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang lebih rinci.
5. Verifikatif: mengandung kebenaran ilmiah yang dapat diuji


G. Sumber kesesatan dalam berpikir ilmiah
1. Penggunaan istilah yang tidak tepat dapat menimbulkan kesalahan penafsiran
2. Hal yang tidak relevan dicantumkan dalam karya tulis, misalnya mencantumkan perasaan pribadi, sehingga tidak berpusat pada apa yang dipikir tapi pada siapa yang diajak berpikir.
3. Apa yang ada dalam kausalitas logis, belum tentu ada dalam kausalitas empiris.
4. Penggunaan definisi sebagai pangkal pikir yang salah.
5. Penghindaran dari sumber kutipan yang menantang gagasannya, sehingga tidak mau menerimanya (Kaum pragmatis tidak mau memperhatikan pandangan kaum analis yang kompleks)
Membangun Penerimaan, Penghargaan, dan Kepercayaan Pembaca


H. Anjuran:

1. Lakukan penelitian/pengamatan untuk mencari bukti penunjang yang mendukung topik tulisan
2. Tunjukkan adanya kematangan berpikir
3. Bersikaplah sadar akan adanya perbedaan pendapat/ pandangan dari orang lain terhadap topik tulisannya
4. Gunakan nada positif dan menghindari keragu-raguan
5. Berasumsilah bahwa pembaca itu pandai


I. Larangan:

1. Jangan membuat pembaca bosan
2. Jangan memberikan informasi yang tidak perlu
3. Jangan membuat bingung pembaca
4. Jangan menyerang pembaca yang tidak sependapat
5. Jangan mengecewakan pembaca
6. Jangan menggunakan nada yang bersifat apologi terhadap hal yang ditulisnya
7. Jangan menyampaikan masalah/kasus dengan pernyataan yang berlebihan
8. Jangan menggunakan bahasa yang ekstrim dan emosional


J. Komponen Menulis dapat Berubah

1. Topik tulisan dari situasi yang satu ke situasi yang lain beragam
2. Dalam situasi yang berbeda, topik yang sama dapat ditulis secara berbeda
3. Ketika menulis, fokus tulisan sering berubah
4. Tujuan menulis banyak dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap penulis terhadap topik yang ditulis
5. Pembaca memiliki minat, latar belakang, dan alasan yang berbeda dalam membaca teks yang sama
6. Sikap penulis terhadap pembaca sering mengalami perubahan
7. Lingkungan/situasi/tempat menulis banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu


K. Karakteristik Tulisan yang Baik

1. Mengomunikasikan maksud, pikiran, pendapat, dan perasaan secara efektif dan efisien kepada pembaca
2. Signifikan atau Bermakna: (a) menyampaikan informasi yang belum diketahui pembaca, (b) menghibur dengan memberikan informasi yang menarik, dan (c) memotivasi pembaca untuk berpikir/bertindak lebih lanjut
3. Jelas: (a) menggunakan struktur kalimat efektif, (b) memilih kata yang beracuan konkret, bukan acuan abstrak, (c) menghindari jargon yang tidak umum, dan (d) menyampaikan isi dengan bahasa yang sesuai dengan kondisi pembaca
4. Utuh atau Lengkap: (a) semua gagasan dalam paragraf mendukung topik utama, (b) setiap gagasan penjelas mengembangkan topik utama, dan (c) tidak ada gagasan yang sumbang.
5. Hemat/Efisien: tidak ada kata-kata yang mubazir
6. Kaidah Bahasanya Berterima
7. Memiliki Kekuatan/Energi, yakni menggunakan istilah/kata-kata yang tegas


L. Macam-macam Karya Ilmiah

1. Artikel ilmiah: karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel, ditulis dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi ilmiah yang berlaku. Artikel dapat dipilah menjadi dua (a) artikel hasil penelitian, dan (b) artikel nonpenelitian.
2. Makalah ilmiah: karya tulis yang memuat hasil pemikiran tentang masalah, disusun secara sistematis dan runtut, dan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah dibedakan menjadi dua (a) makalah teknis, dan (b) makalah nonteknis
3. Laporan Penelitian: karya tulis yang berisi paparan proses dan hasil penelitian


M. Ini bukan karya ilmiah

1. Rangkuman dari sebuah artikel
2. Pengulangan gagasan orang lain dengan tidak kritis
3. Kumpulan dari kutipan
4. Pendapat pribadi yang tidak substansial
5. Pengutipan pendapat orang lain tanpa penyebutan sumber pengambilan


N. Komponen –komponen Menulis

1. Topik/Subjek/Hal yang akan ditulis
2. Pembaca/Audien
3. Tujuan Menulis: (a) menyampaikan informasi, (b) meyakinkan pembaca, (c) mengajak pembaca, (d) menghibur pembaca, (e) dsb.
4. Lingkungan/Situasi/Tempat Menulis: (a) fasilitas yang tersedia, (b) kondisi fisik, (c) waktu yang tersedia, (d) situasi politik, (e) masalah budaya, (f) bahasa yang digunakan, dan (g) dst.

Acuan Catatan

Akhadiah, S., Arsjad, M. G., Ridwan, S. H. (1988). Pembinaan kemampuan menulis
bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Day, R. A. (1983). How to write and publish a scientific paper. Philadelphia: ISI Press.
Universitas Pendidikan Indonesia (2000). Pedoman penulisan karya ilmiah (laporan
buku, makalah, skripsi, tesis, disertasi).
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-jenis-karya-ilmiah-sikap-ilmiah-dan-kesalahan-dalam-penulisan-ilmiah
http://mgmp1.wordpress.com/2009/03/11/penulisan-karya-ilmiah-artikel-ilmiah
http://www.infoskripsi.com/Resource/Jenis-jenis-Penelitian-Ilmiah.html



Surat Cinta Untuk Mama



Ma, ananda menyadari…
Tiada celah kebaikan yang pernah ananda torehkan di hidupmu…
Sedangkan engkau…
Tiada terhingga pengorbanan yang berlandaskan rasa cinta hanya untukku…

Anakmu yang suka mengeluh, malas, debil, dan…………
Bahkan pernah membuat mata indahmu di penuhi butiran-butiaran mutiara hangat tanpa rasa iba sedikitpun oleh sikapku yang terlalu degil dan hedonis…
Tapi, hebatnya hatimu tetap memaafkanku, merangkulku,dan bahkan di tiap doa-doa khusukmu tak tertinggal kau sebut namaku….

Nampaknya Allah membuat ruhmu dengan tingkat kehalusan yang tak dapat dikira…
Terlalu tulus…”

Kau meminta kepada Dzat Yang Maha Sempurna untuk menyelamatkanku, menyayangiku, dan mengangkat derajatku di dunia dan akhirat…

Ananda tahu semua itu ma, ananda sayup-sayup mendengar doamu dalam kesunyian malam dengan bertemankan isak tangis yang sayup-sayup hampir tak terdengar, karena engkau takut membangunkanku yang tidur nyenyak…

Ya…untuk anakmu yang mendo’akanmu pun kadang lupa terdesak oleh rasa katuk yang menjerit mata…
Astagfirullah….!!!

SubhanaAllah…
Mama, kau bukan hanya bidadari berparas jelita, tapi kau malaikat berhatia mulia…

Mama….
sesungguhnya tiada bidadari yang lebih sempurna di dunia ini selain dirimu…
kau teramat indah, teramat sempurna untukku…

Sungguh, ananda merasakan hangatnya sentuhan cinta Allah melalui cinta kasihmu…
Andaikan ananda di suruh memilih bersamamu atau bersama kemewahan dunia, maka yang ananda pilih adalah tinggal bersamamu…

Ya…bersamamu mama…
dipondok kecil kita, makan makanan sederhana yang kau buat dan suguhkan dengan senyuman, tidur beralaskan tikar lusuh, dan bekerja memeras keringat di bawah terik matahari yang membakar…

Ananda rela…!!!”

Ananda ingin menghabiskan sisa umur ananda untuk berbakti untukmu mama…
Agar saat kita menutup mata, tiada penyesalan yang meleburkan jiwa antar kita
Ananda ingin mama bahagia atas bukti bakti yang mungkin tidak sesempurna pengorbananmu

Yang mengandungku,
Yang mengasuhku,
Yang mendidikku,
Bahkan mengantarkanku ke jenjang pernikahan melalui nasehat-nasehat luhurmu

Terima kasih mama…
Atas semuanya…
Tersenyumlah, maka jiwa ananda akan bergetar bahagia atasnya



   Peluk, dan cium penuh cinta dari anakmu

                     Nurpah Sari

Jadilah seperti "Pensil" kawan...

Ada beberapa ibrah dari pensil sebagai pelajaran untuk kita semua dalam menjalani hidup, yaitu sebagai berikut:

Pertama:
Pensil mengingatkan kita kalau kita bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kita jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kita dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.

Kedua:
Dalam proses menulis, kita kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil kita. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kita, dalam hidup ini kita harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”.

Ketiga:
Pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”.

Keempat:
Bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal yang ada di dalam diri kita”.

Kelima:
Sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan…Seperti juga kita, kita harus sadar kalau apapun yang kita perbuat dalam hidup ini akan tinggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan.


Pernikahan Itu Ibarat Sepeda

Ikhwan...
Sebelum kau memilihku
Alangkah lebih baik, ikhwan  mendengarkan penuturan ana ini

Ikhwan,
Melakukan perkawinan itu memang mudah
Namun, melaksanakan pernikahan itu sangatlah sulit
Perlu pertimbangan yang matang untuk menjalaninya
Didalam pernikahan bukan hanya proses penyatuan 2 jiwa,2 hati, tapi juga penyatuan 2 keluarga, 2 karakter, dan 2 budaya...
Karena sesungguhnya, semuanya itu adalah pondasi kita dalam mengarungi  bahtera rumah tangga di kemudian hari
Selain itu, sesungguhnya ikhwan adalah amanah untukku dari orang tuamu...apabila ana tidak dapat merawat, menjaga, dan menjadi pendamping yang terbaik untukmu...maka, sungguh ana telah membuat luka di hati orang yang paling mencintaimu di dunia ini...itu adalah hal yang tidak ingin ana lakukan...

Ibarat sepeda, ikhwan adalah roda depan,suami yang bertugas sebagai pemimpin,bukan hanya dari segi materi (pencari nafkah), tapi juga bertugas sebagai navigator kemana rumah tangga ini berlabuh, apakah di jalan yang mendapat ridha Allah, atau di jalan yang mendapat murka-Nya.. ana adalah roda belakang, istri yang setia mengikutimu...dan coba lihat...diantara pedal sepeda, ada rantai yang menghubungkan kita, itu adalah media ana sebagai roda belakang senantiasa mendorong ikhwan kelak dengan kekuatan cinta dan kasih sayang dikala suka dan dukamu, karena istri adalah penentram hatimu yang kadang goyah oleh masalah duniawi...lalu ikhwan,engkau lihat... di atas roda belakang ada boncengan bukan???...nagh, itu ibarat anak-anak kita, mereka akan menjadi tanggung jawabku dalam mengikutimu...ana dituntut dapat menjadi madrasah pertama, dan terbaik untuk itu...selain itu, hal yang sangat penting dari bagian-bagian sepeda adalah di perlukannya rem yang berada di roda depan, itu adalah agama dan kesabaranmu ikhwan, dalam membimbing dan mengayomiku yang hakikatnya adalah tulang yang bengkok...dan hal yang memang sepatutnya ada adalah kedua roda sepeda harusnya mempunyai udara yang sama di dalamnya, itu di namakan sekufu ikhwan...agar kita saling seimbang, tidak hanya menjadi pemimpin atau pengikut...tapi sebagai dua insan yang saling mengingatkan di kala khilaf...

Tolong beri waktu ana untuk menjadi pengemban amanah mulia itu dengan kesiapan yang matang...ana ingin membawakan kebahagiaan...bukan hanya untuk ikhwan, dan anak-anak kita kelak...tapi juga kebahagiaan orang-orang yang selama ini mencintai kita...orang tuamu dan orang tuaku...

Wahai ikhwan yang berjiwa hanif...
Jika engkau telah mengerti...ana hanya mohon do'amu..
Andaikan kita memang telah di takdirkan oleh Allah Azza Wa Jalla untuk bersatu
Dan engkau ridha atas agama, dan segala yang ku miliki...
Ana ridha menjadi pendamping, sahabat, dan kekasih yang senantiasa setia, dan mencintaimu karena Allah...

Sabtu, 06 Agustus 2011

Renungan Dalam Diam


Aku Cuma anak manusia seperti yang lainnya…
Berasal entah dari tanah-tanah selatan, timur, barat atau utara
Aku bukan seorang ahli agama bertatakrama bijak yang bisa melerai pertengkaran antara batu-batu di bukit itu dengan kedalaman samudera…
Aku juga bukan dokter yang biasa menolong orang banyak yang lazimnya orang-orang sangat mengagumi jas putih yang kukenakan…
Aku bukan siapa-siapa di dunia ini…
Bukan pejabat, bukan panglima, bukan saudagar yang mempunyai banyak materi yang tak’ terhingga…
Aku hanya anak manusia biasa seperti yang lainnya
Berkalang dosa yang tiada habisnya…
Aku hanya anak manusia yang mempunyai satu keinginan saja di dalam pengembaraanku…
Mungkin sangat sederhana terdengar…

….“Aku ingin mencintai Allah dengan setulus-tulusnya cinta karena Dia yang menciptakanku, hanyalah Dia muara cintaku…Allah…Allah…dan hanya Allah, agar kudapat tenggelam dalam Rahmat-Nya yang Maha Agung”….

Ya, Ilahi....
Wahai kejaran kalbu para perindu
Wahai tujuan para pencinta…
Aku memohon cinta-Mu dan orang yang mencintai-Mu
Serta cinta amal yang membawaku kesamping-Mu
Jadikan cintaku pada-Mu mencegahku berbuat maksiat atas-Mu…
Anugerahkan kepadaku kemilau cahaya saat melihat-Mu
Tataplah diriku dengan tatapan kasih dan sayang
Jangan palingkan wajah-Mu dariku
Karena aku mencintai-Mu setulus-tulusnya cintaku

Lesakkan Magma Murkamu


Bila argumentasi tak mampu merubah kondisi
Bila kerasnya hati tak kuasa merubah buruk menjadi baik
Maka…
Untuk apalagi mengagungkan nurani?!!

Bila luka adalah gores karena terhiris
Bila perih adalah rintih karena tertatih
Maka…
Keparatlah manusia yang hanya diam merasakan sakit!!!

Menangislah sekeras kalian sanggup…
Bila itu mampu meluluhkan rasa sedih !!!
Tertawalah sesuka kalian ingin…
Bila itu dapat meringankan beban!!!
Karena hidup bukan untuk diam…

Benteng-benteng takkan pernah rubuh hanya dengan tatapan
Manusia-manusia tiran takkan pernah musnah hanya dengan cacian seekor rubah
MENGAUMLAH!!!!...
Karena kalian adalah singa si raja hutan

Mangsalah, manusia-manusia rakus yang terus mengeparatkan diri!!!
Persetan dengan omongan bila hanya untuk dilantunkan…
Karena kebohongan yang di jejalkan dengan paksa akan menjadi magma murka yang akan melantakkan tirani…

ALLAHU AKBAR….!!!!

Cinta membutuhkan waktu

“maukah ukhti menjadi istri saya? Saya tunggu jawaban ukhti dalam waktu 1 X 24 jam!”


Masya Allah,cinta bukanlah martabak telor yang bisa di tunggu waktu matangnya. Ia berproses, apalagi berbicara rumah tangga, pastinya banyak pertimbangan- pertimbangan yang harus dipikirkan. Ada unsur keluarga yang harus berperan. Selain juga ada pilihan-pilihan yang mungkin bisa diambil. Jadi harap dipahami bila kesempatan datangnya cinta itu menunggu waktu. Seorang akhwat yang akan dilamar –contoh extrim pada kasus diatas- bisa jadi tidak serta merta menjawab. Biarkanlah ia berpikir dengan jernih sampai akhirnya ia melahirkan keputusan.
Ideal bagus, Tapi realistis adalah sempurna!!

"Suami yang saya dambakan adalah yang bertanggungjawab pada keluarga, giat berdakwah dan rajin beribadah, cerdas serta pengertian, penyayang, humoris, mapan dan juga tampan.”

Itu mungkin suami dambaan Anda duhai Ukhti. tapi jangan marah bila saya katakan bahwa seandainya kriteria itu adalah harga mati yang tak tertawar, maka yang ukhti butuhkan bukanlah seorang ikhwan melainkan kitab-kitab pembinaan. Kenyataannya tidak ada satupun lelaki didunia ini yang bisa memenuhi semua keinginan kita. Ada yang mapan tapi kurang rupawan, ada yang rajin beribadah tapi kurang mapan, ada yang giat  dakwah tapi selalu merasa benar sendiri, dsb. Ini bukan berarti kita tidak boleh memiliki kriteria bagi calon suami/istri kita, lantas membuat kita mengubah prinsip menjadi "yang penting akhwat” atau “yang penting ikhwan”. Tapi realistislah, setiap menusia punya kekurangan – sekaligus kelebihan.

Mereka yang menikah adalah orang-orang yang berani menerima kekurangan pasangannya, bukan orang-orang yang sempurna. Tapi berpikir realistis terhadap orang yang akan melamar kita, atau yang akan kita lamar, adalah kesempurnaan. Maka doa kita kepada Allah bukanlah, 

”berikanlah padaku pasangan yang sempurna Ya Allah” ...

tetapi....

“Ya Allah, karuniakanlah padaku pasangan yang baik bagi agamaku dan duniaku, agar hamba tentram dan merasa aman di sisinya".

Senin, 11 Juli 2011

Dengarkanlah Doa Sederhana Dari Hamba-Mu

Sesungguhnya hamba masihlah hina di hadapan-Mu Ya Allah...

Hamba layaknya buruh yang meminta upah dalam beribadah
Ibadah hamba masih di atas bayang-bayang takut dengan neraka-Mu dan mengharap surga-Mu...
Ampuni hamba..."

Dan besarkanlah kehambaan hamba kepada-Mu...
Karena yang paling hamba takuti adalah kecemburuan-Mu Ya Allah saat hamba berbuat dosa
Jangan pernah berpaling dari hamba

Cintai hamba...
Rinduilah hamba yang kerdil di hadapan-Mu
Agar bahagia kalbu hamba yang berdebu

Terangilah jalan hidup hamba dengan cahaya kasih-mu
Bimbinglah hamba dengan hidayah suci-Mu
Ya Allah dalam keheningan hamba merayu
Ampunilah segala dosa hamba yang lalu
Sungguh sujud hamba hanyalah mendambakan keridhaanmu
Dan tempatkanlah hamba di dalam Rahmat-Mu

Ya Allah dengarlah bisik rintihan
Tunjukkan jalan kebenaran
Suburkan hati hamba dengan keimanan
Karena hanya kepada-Mu hamba sandarkan harapan

Minggu, 10 Juli 2011

Kelabu Yang Membuatku Ragu






Antara kaca dan permata terpantul silau yang sama saat sinar mentari menyentuhnya

Berbeda memang, fisik yang nampak oleh indera...
Tapi, tetap saja...
Di bening mataku semuanya terlihat sama
Aku hanya dapat tertunduk
Berharap semuanya terkatup tanpa harus ada gejolak hati yang meletup sayup

Selalu logikaku bertanya “apa langkah yang ku ambil ini benar?
Atau ini hanya bagian kisah kusamku yang masih berkelanjutan?”
Aku tidak ingin berprasangka...Lalu hatiku pun ikut bicara
“ perasaan yang ku simpan masih sama terhadapnya, dan gelombang kerapuhan masih menjilati pantai cinta yang laidai ini...masihkah aku layak percaya???berharap??? dan merangkak mendekatinya??”

Ku coba mengerti, memahami dan menjalani takdir yang tertulis di tanganku
Terlalu rumit dan sakit...
Mungkin rasa khaufnya terhadapku membentengi  jiwanya bersua sama
Ataukah adat dan syari’at yang berontak tanpa jeda??
Hingga enggan syahdu merayu hati yang kuyu

Sekarang ada cahaya baru yang ingin menyelamatkanku dari langit yang kelam kelabu
Sungguh aku bahagia...
Ku sambut dengan senyuman mesra
Dan lihatlah....apa yang dilakukan jiwaku??
Ragu???!!!

Jujur....
Kerapuhan masih menghantuiku
Ya, aku masih rapuh...
Dan tidak semudah itu sembuh
Perlu banyak waktu untuk menata ulang perasaan yang telah menjadi  abu
Hanya kuasa Ilahi yang ku dambakan untuk menjadi obat  atas segala perkara yang menimpa
Tolonglah...
Tolong mengerti aku...
Posisiku...
Dan rasaku...

Ini tidak semudah angin menggoyangkan dedaunan
Perlu waktu untuk membimbing langkahku yang tertatih letih
Sehingga suatu saat ku mampu bertumpu tanpa belenggu
Mencinta dengan tulus kepada insan yang kusayang


Karena Adat atau Syari'at Kau Khauf Kepadaku???



Entah karena adat atau syari’at
Rasa khauf  menghantuimu...
Aku tidak tahu apa yang salah pada diriku??
Katamu rasa segan menyelimuti hati kala tatap bertemu
Padahal, siapalah aku??!
Tiada yang istimewa...
Semuanya biasa
Atau itu hanya sebuah alasan palsu berbumbu tabu
Untuk menghindari rahasia hati yang menguntai
Hingga asaku terhadapmu menjadi gontai???

Yah,yang kulakukan hanya mencoba mensyukuri nikmat yang t’lah di beri Ilahi
Tapi, masihkah ada guna bila keteduhan tak terpatri sempurna di hati??
Apalah arti suara hati yang tak dapat ku ingkari
Jujur, harapku membumbung tinggi laksana  awan di cakrawala
Namun, kabut ragu menjatuhkanku hingga tak berdaya...

Keyakinan  suci akan cinta sejati
Mengunci mata dan hati ini...
Apakah salah bila ku berharap dia menjadi insan yang ku sebut kekasih??!
Percayalah,ini  bukan hanya sekedar kalam yang ku tata fasih
Tapi,  harap dari kaca cinta bernafas jernih

Kamis, 23 Juni 2011

Salahku

oleh Nuri Simfony Kata pada 27 Mei 2011 jam 15:14

 

mengapa aku tak pernah lelah mencintaimu..
mengapa rasa ini belum juga dapat kupadamkan..
mengapa sulit sekali melupakan semuanya..dan bersikap menjadi "baik-baik saja"

Salahku...

salahku karena aku mencintaimu begitu besar..
sampai kamu tidak lagi dapat menampungnya...

salahku..

salahku karena aku begitu mempercayai setiap kata-kata ajaib dari bibirmu..
seandainya saja ku tau, akan sedini ini kamu melupakanku..

salahku..

karena menjadikanmu prioritas dalam hidupku..selalu yang nomor satu..
sedang kamu hanya menjadikan aku sebagai pilihan..yang kesekian...

salahku...

terlalu mengandalkan kamu, dalam setiap hari-hariku..
hingga saat kau tak ada, aku tak dapat melakukan apa-apa...

Lalu harus ku bawa kemana cinta yang masih utuh dan hangat ini?
jika kamu tidak lagi tertarik untuk menyentuhnya..bahkan hanya untuk meliriknya sekian detik...

lalu harus dengan cara apa, aku harus menghentikan setiap tangis-tangis malamku..
jika kenyataan yang kutahu, kamu sangat menikmati setiap detik perpisahan ini..

lalu harus bagaimana, ku mulai lembaran baru dihidupku..
jika hari esok yang pernah kita impikan tak akan pernah ada untukku..

setiap detik kebersamaan kita selama dua tahun ini, hanya kau pandang sebagai lukisan masa silam..
tapi bagiku, aku bertahan sejauh ini karena mengandalkan ingatanku pada masa-masa dimana aku masih memilikimu seutuhnya...tanpa terbagi oleh siapapun..

bagimu,
pertengkaran pertengkaran yang ada selama dua tahun ini adalah bukti bahwa kita memang berbeda..

tapi tidak bagiku,
bagiku, sekalipun aku mengeluarkan air mata atas pertengkaran kita...
tapi jujur, kemudian aku akan tersenyum begitu mengingatnya kembali...

Bagaimana mungkin aku dapat melepaskan segala bentuk keindahan bersamamu...???
melupakan setiap bagian cerita indah maupun sedih yang telah kita lalui bersama..

bagaimana mungkin kakiku dapat melangkah pergi..
jika dihati ini telah terukir namamu dengan sayatan-sayatan indah yang tak kan pernah hilang oleh waktu...???

bagaimana mungkin aku dapat mengehentikan denyut cinta ini...???
ketika ia sedang bertumbuh pesat, dan memuja belahan jiwanya..

suatu saat nanti...

kamu akan tahu..
bagaimana aku mencintaimu..
karena tak akan ada yang dapat mencintaimu..
seperti aku melakukannya hanya UNTUKMU..."


Langkahku yang gontai tanpamu

Kerinduanku

oleh Nuri Simfony Kata pada 27 Mei 2011 jam 15:02

 

Malam ini,,,aku hanya bertemankan kesunyian
Aku melihat cahaya di kegelapanku..
Aku melihat dua cahaya tengah menari bersama..
Menari di atas kegelapanku..
Aku sudah tak dapat berkata kata..
Aku tak dapat lagi meminta kepada siapa

Malam ini.. Aku tengah membayangkan mata lembut dan hangat itu..
Kata kata lembut,yang s'lalu menyejukanku..
Senyum terindah yang begitu tulus dari kamu yang mencintaiku..

Malam ini..aku tersenyum, saat kupandangi bingkai foto usang,
Yang didalamnya terdapat gambar dua makhluk Tuhan yang sangat bahagia..
segala bentuk usahamu..untuk membuatku bahagia..

Aku lupa untuk mengucapkan ini ..
Iya.."Aku jauh sangat bahagia ketika bersamamu"

Sayang,
Apa kabar kamu di sana?
Begitu bahagianyakah kamu dengannya?
Begitu indahnyakah perjalanan kalian?
Jika memang iya..
aku akan tersenyum untuk kalian malam ini..


Sayang,,
Aku tau hak untuk bersamamu, untukku t'lah terenggut dari diri ini


Kalau saja kamu tau..
Malam ini, ingin sekali aku membisikkan kata kata ini
"aku sangat merindukanmu..sayang"

By:Cintanya Sayang..."

Aku yang merindukanmu.."