"Jika engkau benar-benar mencintainya, maka kau akan lebih menjaga dirimu, dan diam-diam menyebut namanya dalam pembicaraanmu pada Allah ditiap malam gemintang yang tenang"
Kata-kata itu begitu mengiang di memoriku, sebuah teguran hangat dalam diriku sendiri
Nasehat itu benar, dan kebenaran itu benar-benar menamparku
Aku menghinakan diriku
Mengentayanginya dengan semua hadirku
Agar terlihat
Agar merebut perhatiannya
Aku....
Membuatnya takut!
Maafkan aku wahai Rabbi...
Maafkan aku wahai insan bermata teduh...
Kau bilang kau akan menghilang
Dan...
Akupun akan begitu
Akan kutempatkan kisah ini dalam altar renunganku
Sebagai nasehat
Aku tidak berhak merenggut ketenanganmu bersamaNya
Aku "memalukan"
Dan tidak ingin lebih malu lagi ketika menghadapNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar